Senin, 26 Agustus 2013

KEJUJURAN: SOLUSI PROBLEMATIKA UMMAT


Akhlaq adalah bagian yang tidak terpisahkan dari pembahasan dalam Islam disamping aqidah dan ibadah. Ketiga komponen tersebut saling terkait satu sama lain. Seperti sebah buah pada umumnya, yang terdiri dari kulit, isi, dan biji. Begitulah kira-kira akhlaq, ibadah, dan aqidah digambarkan.
Apabila membahas masalah akhlaq, maka tidak boleh terlepas hubungannya dengan aqidah dan ibadah. Semua tujuan manusia di dunai selain mencari pahala dari Allah tentunya adalah untuk beribadah dan membentuk akhlaq. Sebagai contoh adalah shalat. Tujuan shalat adalah untuk mencegah dari perbuatan keji dan mungkar. Apabila seorang muslim terus melakukan shalat sementara tidak lepas dari perbuatan keji dan mungkar, sama seperti pedagang yang terus berdagang tetapi tidak mendapatkan keuntungan sesuai tujuan (tidak mencapai tujuan). Begitupun dengan puasa, zakat haji dan ibadah-ibadah yang lainnya. Jadi, semua aktivitas ibadah yang dilakukan oleh manusia haruslah ada dampak nilai akhlaq dari setiap aktivitas ibadah itu.
Ada satu akhlaq yang sangat mendasar di dalam Islam, yaitu As-Siddqi (jujur). Lawannya adalah Al-Kadzibu (dusta atau bohong). Rasulullah bersabda: “Setiap mukmin mungkin saja mempunyai sikap yang jelek, tetapi yang tidak boleh adalah Al-Kadzibu (bohong) atau Al-Khianat (khianat). Datang seorang kepada Rasulullah dan berkata: “Ya Rasulullah, mungkinkah seorang mukmin itu penakut, mungkinkah seorang mukmin itu bakhil (pelit)?”. Jawab Rasulullah: “mungkin”. Sahabat kembali bertanya: “Mungkinkah seseorang mukmin Al-Kadzab (berdusta)? Rasulullah menjawab: “Tidak mungkin” (HR. Ahmad). Dari hadits ini dapat disimpulkan bahwa sifat dasar yang harus dimiliki seorang mukmin setelah berikrar dua kalimat syahadat adalah jujur.
Dalam hadits lain, menceritakan ada seorang yang datang kepada Rasulullah ingin memeluk agama Islam tetapi ia sangat menyukai berbuat zina. Kemudian Rasulullah memberikan nasihat untuk tidak berdusta dalam menjalankan ajaran Islam. Persoalan tersebut jika dibawa kepada seorang psikiater barangkali resepnya akan banyak, akan tetapi Rasulullah sangat singkat memberikan resepnya, yaitu tidak boleh berdusta (bohong). Apa hubungan zina dengan bohong? bohong adalah pintunya, jika pintunya dibuka, maka segala dosa itu akan masuk, tapi jika kebohongan itu ditutup maka segala dosa tidak akan masuk. Artinya dari seluruh kejahatan yang kita kerjakan itu akibat kita sering berani berbohong dan berdusta.
Rasulullah Saw bersabda yang diriwayatkan oleh Aisyah r.a dikatakan bahwa: “Sifat yang dibenci oleh Rasulullah adalah bohong” (HR. Ahmad). Apabila ada orang yang berbohong sekali, maka tidak akan hilang dalam ingatan Rasulullah sampai orang itu bertaubat. Mengapa bohong itu sangat serius? dan jujur sangat penting?. Jujur adalah pintu kebaikan. Bohong adalah pintu kejahatan. Artinya, kalau yang kita buka adalah pintu kejujuran, maka yang akan masuk adalah semua kebaikan. Seballiknya bohong adalah pintu kejahatan, kalau yang dibuka pintu kebohongan maka yang akan masuk adalah seluruh kejahatan.
Ketika seseorang selalu jujur dan selalu berusaha untuk jujur, maka akan menjadikan dia selalu jujur. Abu Bakar disebut sebagai “As-Shidiq” karena Beliau benar-benar orang yang jujur dan selalu yang pertama jujur kepada kebenaran. Ketika Rasulullah Saw bercerita tentang Isra’ dan Mi’raj kepada para sahabat, Abu Bakar sahabat yagn pertama kali membenarkan kejadian tersebut tanpa pernah berfikir tentang kejadian itu mungkin atau tidak mungkin walaupun secara logika itu tidak mungkin, karena Rasulullah Saw seorang yang jujur. Maka Beliau menanggapi cerita tersebut dengan mengatakan “engkau benar ya Rasulullah “.
Kalau kita berusaha jujur dan benar, Allah akan menjadikan kita orang yang benar. Menjadi orang yang benar tidak akan nyaman kalau bohong. Rasulullah Saw bersabda: “Wajib bagi kamu berlaku jujur, sesungguhnya kejujuran akan membawa kamu kepada kebaikan dan kebaikan akan membawa ke syurga”. Kemudian dilanjutkan, “Dan jauhilah sifat dusta (bohong). Sesungguhnyua sifat dusta akan membawa kamu kepada kejahatan, dan perbuatan jahat akan membawa ke neraka” (HR. Bukhori dan Muslim).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar