A. PENDAHULUAN
Persaingan
untuk mendapatkan pekerjaan sekarang ini sangatlah ketat diakibatkan banyaknya
orang yang melamar pekerjaan ataupun sedikitnya daya tampung pekerja. adalah salah satu perguruan tinggi yang ada di
Sumatera Utara yang meluluskan mahasiswa lebih kurang empat ribu orang setiap
tahunnya. Sudah tentu lulusan tersebut akan bekerja dan akan bersaing dengan
lulusan itu sendiri ataupun lulusan perguruan tinggi lainnya. Dengan
demikian mahasiswa harus mempersiapkan dirinya untuk bersaing sebelum dan
setelah dinyatakan lulus dalam mendapatkan pekerjaan yang lebih baik.
Mengembangkan hard skill adalah jawaban utama
didalam keberhasilan untuk mendapatkan pekerjaan tersebut. Namun demikian
tidaklah cukup hanya kemampuan hard skill saja, tetapi harus diimbangi dengan kemampuan soft skill dalam menghadapi berbagai tantangan saat
melakukan pekerjaan tersebut. Menurut Admin dunia kerja percaya bahwa sumber
daya manusia yang unggul adalah mereka yang tidak hanya memiliki kemahiranhard
skill saja, tetapi juga piawai
dalam aspek soft skillnya. Ditambahkan juga, bahwa dunia pendidikanpun
mengungkapkan dengan berdasarkan penelitian di Harvard University Amerika
Serikat ternyata kesuksesan seseorang tidak ditentukan semata-mata oleh
pengetahuan dan kemampuan teknis (hard skill) saja, tetapi lebih oleh
kemampuan mengelola diri dan orang lain (soft skill).
Dari penjelasan di atas, dapat kita lihat bahwa
pentingnya hard skill dan soft skill bagi setiap orang yang
ingin mendapatkan ataupun saat melakukan pekerjaan. Dengan demikian dituntut
bahwa setiap mahasiswa harus meningkatkan hard skill dan soft skillnya dalam mempersiapkan diri menghadapi dunia kerja pada masa
studinya. Hal ini sejalan dengan Strategi Pendidikan Tinggi Jangka Panjang 2003
– 2010 (Dirjen Dikti, 2004) yang dirumuskan oleh Depdiknas secara jelas
menyebutkan bahwa peran pendidikan tinggi dalam peningkatan daya saing bangsa
sangat vital mengingat tingkat persaingan sumber daya manusia (SDM) di pasar
kerja nasional maupun internasional terus meningkat seiring dengan peningkatan
pemanfaatan ilmu pengetahuan dan teknologi baru pada berbagai bidang dunia
usaha, serta kebutuhan tingkat profesionalisme (knowledge, hard skill, soft skill) yang semakin tinggi.
B. HARD SKILL
Proses pembelajaran di perguruan tinggi lebih
menitik beratkan pada aspek kognitif. Hal ini dapat dilihat pada prestasi
mahasiswa yang ditunjukkan oleh indeks prestasi (IP). Indeks prestasi dibuat
berdasarkan hasil penilaian dari evaluasi dosen terhadap mahasiswa dalam proses
pembelajaran. Kemampuan mahasiswa yang ditunjukkan berdasarkan indeks prestasi
seperti inilah yang sering disebut sebagai kemampuan hard skill.
Menurut Bahrumsyah (2010) hard skill merupakan penguasaan ilmu pengetahuan, teknologi
dan keterampilan teknis yang berhubungan dengan bidang ilmunya. Menurut Syawal
(2010) hard skill yaitu lebih beriorentasi
mengembangkan intelligence quotient (IQ). Dari kedua pendapat tersebut dapat
disimpulkan bahwa hard skillmerupakan kemampuan untuk menguasai ilmu
pengatahuan teknologi dan keterampilan teknis dalam mengembangkan intelligence quotient yang berhubungan dengan bidangnya.
C. SOFT SKILL
Menurut Ramdhani (2008) dalam Syawal (2010)
pengertian soft skill didefenisikan sebagai keterampilan lunak (soft)
yang digunakan dalam berhubungan dan bekerjasama dengan orang lain, atau
dikatakan sebagai interpersonal skills. Menurut Bahrumsyah soft skill merupakan keterampilan seseorang dalam
berhubungan dengan orang lain (interpersonal skills) dan keterampilan
mengatur dirinya sendiri (intrapersonal skills) yang mempu mengembangkan
untuk kerja secara maksimal. Dari kedua pendapat tersebut diatas, ada kesamaan
pendapat tentang pengertian soft skill yaitu interpersonal skill hanya saja pada pendapat Bahrumsyah ditambahkan intrapersonal skills yaitu keterampilan mengatur dirinya sendiri.
Dari pendapat tersebut diatas masih terdapat
kemampuan tambahan seseorang diluar dari interpersonal skillsdan intrapersonal skills yang disebut Ekstrapersonal skills seperti kemampuan seseorang dalam spritual inteligence(SQ). dengan demikian dapat disimpulkan bahwa
pengertian soft skill yaitu kemampuan seseorang dalam berhubungan
dengan orang lain (interpersonal skills) dan kemampuan seseorang dalam
mengatur dirinya sendiri (intrapersonal skills) serta kemampuan tambahan
seseorang dalam kepercayaan/kepedulian baik terhadap penciptanya maupun orang
lain (ekstrapersonal skills).
Apa saja yang termasuk di dalam soft skill? Menurut Ramdhani dalam Syawal beberapa keterampilan yang
dimasukkan dalam kategori soft skill adalah: etika/propesional, kepemimpinan,
kreativitas, kerjasama, inisiatif,facilitating kelompok maupun masyarakat, komunikasi, berpikir
kritis, dan problem solving. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh
negara-negara Inggris, Amerika dan Kanada, ada 23 atribut softskills yang
dominan di lapangan kerja yang dimuat oleh Tarmidi dalam websitenya. Ke 23 atribut tersebut diurut berdasarkan prioritas
kepentingan di dunia kerja, yaitu: (1) inisiatif, (2) etika/integritas, (3) berfikir kritis, (4). kemauan belajar, (5) komitmen, (6) motivasi, (7) bersemangat, (8) dapat diandalkan, (9) komunikasi lisan, (10) kreatif, (11) kemampuan analitis, (12) dapat mengatasi stres, (13) manajemen diri, (14)
menyelesaikan persoalan, (15) dapat meringkas,
(16) berkoperasi, (17) fleksibel, (18) kerja dalam tim, (19) mandiri, (20) mendengarkan, (21) tangguh, (22) berargumentasi logis, (23) manajemen waktu.
D. PERANAN HARD SKILL DAN SOFT SKILL
Hard skill sangatlah penting untuk dikembangkan, karena
kemampuan seseorang untuk melakukan sebuah pekerjaan dengan baik dan benar
adalah tergantung bagaimana hard skill yang dia miliki. Tidak mungkin seseorang bisa
membuat sebuah alat yang berguna jika dia tidak mengetahui cara pembuatan,
tujuan, dan kegunaannya alat tersebut. ataupun tidak mungkin seseorang mampu
memperbaiki sesuatu jika dia tidak tuhu apa yang dia perbaiki.
Sebelum
melamar sebuah pekerjaanpun seharusnya lulusan perrguruan tinggi (mahasiswa)
harus memperhatikan pekerjaan yang akan diterimanya dengan kemampuannya. Membandingkan kemampuan dengan pekerjaan yang
akan dikerjakan adalah hal yang baik. Untuk itu mahasiswa perlu mempersiapkan
dirinya dengan mengembangkan hard skill sebagai dasar untuk melamar pekerjaan dan
diimbangi dengan soft skill sebagai landasan untuk melakukan pekerjaan.
Karena hampir semua perusahaan dewasa ini mensyaratkan adanya kombinasi yang
sesuai antara hard skill dan soft skill,
apapun posisi karyawannya. Bagi perekrutan karyawan bagi perusahaan pendekatan hard skill saja kini sudah ditinggalkan. Percuma jika hard skill baik, tetapi soft skillnya
buruk. Hal ini bisa dilihat pada iklan-iklan lowongan kerja berbagai perusahaan
yang juga mensyaratkan kemampuan soft skill,
seperiteam work, kemampuan komunikasi, dan interpersonal relationship, dalam job requirementnya. Perusahaan cenderung memilih calon yang memiliki kepribadian
lebih baik meskipun hard skillnya lebih rendah. Alasannya adalah memberikan
pelatihan ketrampilan jauh lebih mudah daripada pembentukan karakter Hal
tersebut menunjukkan bahwa hard skillmerupakan faktor penting dalam bekerja, namun
keberhasilan seseorang dalam bekerja biasanya lebih ditentukan oleh soft skillnya yang baik.
Dunia
kerja saat ini membutuhkan sumber daya yang terampil, sebagai seorang
mahasiswa dituntut untuk mempunyai keahlian hard
skill yang tinggi, Hard
skill merupakan keahlian bagaimana nilai akhir
kuliah mahasiswa/nilai akademis (IPK) mahasiswa ini sebagai persyaratan untuk
memenuhi admnistrasi dalam melamar pada suatu perusahaan, selain harus memiliki
IPK yang tinggi di era persaingan yang ketat ini juga kita dituntut memiliki soft
skillyaitu
ketrampilan seseorang dalam berhubungan dengan orang lain (interpersonal
skill) ketrampilan dalam
mengaturdirinya sendiri (intrapersonal
skill), Baik hard skills maupun soft
skills merupakan
prasyarat kesuksesan seorang sarjana dalam menempuh kehidupan setelah selesai
pendidikannya. Seperti yang dijelaskan di
atas bahwa hard skillsditekankan pada aspek kognitif dan keahlian khusus menurut
disiplin keilmuan tertentu, sedangkan softskills merupakan perilaku personal dan interpersonal skill yang diperlukan untuk mengembangkan dan
mengoptimalkan kinerja seorang manusia. Menurut Pumphrey dan Slatter (2002)
dalam artikel Teguhwijaya menengarai bahwa soft skillmemiliki karakteristik sebagai berikut:
· Bersifat generik, dalam
arti digunakan dalam berbagai penyelesaian tugas yang berbeda.
· Dapat ditransfer dan
diterapkan dalam berbagai aktivitas pelaksanaan tugas, disebut juga sebagai
keterampilan hidup (life skills).
· Merupakan keterampilan atau
atribut yang terdapat dalam aktivitas seperti pemecahan masalah, komunikasi,
pemanfaatan teknologi, dan bekerja dalam kelompok.
· Dapat dipromosikan sebagai
keterampilan yang memberi kontribusi dalam ‘pembelajaran seumur hidup’ (‘life long learning’).
· Dapat dimiliki dan
digunakan oleh pengusaha dan organisasi pemerintah.
· Dapat ditransfer dalam
berbagai konteks yang berbeda oleh orang-orang yang memiliki latar belakang
disiplin ilmu, profesi dan jabatan yang berbeda-beda.
E. BAGAIMANAKAH MAHASISWA MASA SEKARANG?
Mahasiswa
adalah mahasiswa yang datang dari berbagai tempat, meiliki suku dan agama
yang berbeda bilamana tujuaannya adalah untuk mengembangkan IQ dan ingin
mempelajari IPTEK serta mengembangkan keterampilan sesuai dengan minat
dan bakat mahasiswa tersebut. Mahasiswa
yang telah selesai mengikuti segala syarat untuk memperoleh gelar
sarjana/sajana muda maka mereka berhak mendapatkan izajah dan gelar. Untuk
pengakuan terhadap gelar yang diperolehnya membutuhkan waktu yang lama, minimal
tiga setengah tahun belajar untuk menuntut ilmu pengetahuan dan teknologi serta
melatih keterampilan sesuai bidangnya (hard skill) di untuk gelar
sarjana (S-1) dan minimal tiga tahun untuk mendapat gelar sajana muda (D-III).
Namun demikian, banyak mahasiswa yang hanya
ingin memperoleh ijazah saja dengan mengabaikan hard skill dan soft skill.
Hal ini terbukti bahwa mahasiswa mau memberikan sejumlah uang kepada dosen atau
dengan mendatangi kerumahnya untuk mendapatkan nilai yang baik. Selain hal
diatas, tidak rahasia lagi bagi mahasiswa untuk memberikan uang kepada dosen
pembimbing ataupun penguji dalam mempertahankan skripsi demi kelancaran di meja
hijau. Tetapi hal ini bukan seluruhnya adalah kesalahan dosen, namun karena
mahasiswa tidak memiliki hard skill dansoft skill yang baik.
Banyaknya mahasiswa yang tidak dapat
menyelesaikan studinya dalam waktu minimum untuk memperoleh gelar merupakan hal
yang biasa dilingkungan . Bahkan tidak jarang mahasiswa yang drop out (DO) karena berbagai alasan. Jika mahasiswa menyadari betapa
pentingnya hard skill dan soft skill apakah hal ini akan
terjadi? Tentu tidak, karena jika memiliki hard skill dan soft skill yang bisa diandalkan maka akan lebih cepat
menyelesaikan studinya dan tidak akan terjadi drop out kecuali dengan alasan tertentu seperti faktor fisik yang kurang
mendukung.
Berorganisasi merupakan salah satu tempat
pelatihan untuk soft skill dan untuk penerapan ilmu pengetahuan.
Pertanyaannya adalah apakah semua mahasiswa mengikuti salah satu organisasi
yang ada di ataupun organisasi yang ada di masyarakat? Sebagian mahasiswa
berpendapat bahwa mengikuti salah satu organisasi adalah sama saja menghabiskan
waktu. Padahal kenyataannya adalah mahasiswa yang tidak mengikuti salah satu
organisasi bukan memanfaatkan seluruh waktunya untuk memperbaiki hard skill dan soft skillnya.
Sikap mahasiswa dalam bermasyarakat juga
berbeda-beda. Ini akibat dari keadaan lingkungan mahasiswa yang semula berbeda
dengan keadaan lingkungan masyarakat di sekitar . Banyak mahasiswa yang
menyalahgunakan identitas dirinya sebagai mahasiswa. Sebagai contoh, tidak
jarang lagi dilihat mahasiswa yang suka mabuk-mabukan, kawin di luar
nikah, berfoya-foya, malas-malasan. Apakah mahasiswa seperti itu (memiliki
sikap/sifat negatif) bisa dikatakan memiliki hard skill dan soft skill yang baik?
F. BEBERAPA UPAYA YANG DILAKUKAN UNTUK
MENGEMBANGKAN HARD
SKILL DAN SOFT SKILL
Untuk menjawab pertanyaan Apakah mahasiswa
seperti itu (memiliki sikap/sifat negatif) bisa dikatakan memiliki hard skill dan soft skill yang baik? Maka kita perlu
melihat keadaan tiap individu, apakah itu keadaan fisik, ekonomi, lingkungan,
keluarga dll. Menurut tim pengajar bahwa dalam kehidpan ini individu
tidak terbebas dari kondisi yang memuaskan atau menyenangkan dan ataupun kondisi
yang tidak sesuai dengan yang diharapkan, tidak atau kurang memuaskan.
Ditambahkan juga bahwa seseorang harus mensikapi kondisi tersebut apakah bila
memuaskan atau menyenangan disiapi dengan cara meluap-luap sehingga lupa diri,
ataukah mensikapinya dengan cara yang sederhana bahwa dalam hidup ada saatnya
menyenangkan dan ada saatnya tidak menyenangkan. Demikian juga apabila kondisi
tidak atau kurang meyenangkan bagaimanakah individu mensikapinya apakah dengan
cara menyalahkan diri sendiri dan orang lain atau bahkan menyalahkan lingkungan
dengan berlebihan, sehingga timbul antipati. Kedua kondisi tersebut harus
disikapi dengan sikap optimis, menerima sebagaimana adanya tidak pesimis
apalagi mengeluh dan menyelahkan diri sendiri. Dalam hal bersikan individu harus
dapat menerima knyataan sebagaimana adanya dengan penuh harapan bahwa segala
sesuatu akan berakhir dengan tetap mencari solusi yang benar tidak merugikan
diri sendiri dan orang lain ataupun lingkungan. Harus terbina pada diri
individu sebagai hasil pendidikan terutama oleh pendidikan diri sendiri bahwa
dalam hidup tidak tidak selalu terjadi sesuai dengan yang diharapkan. Kemampuan
untuk memahami diri sendiri dan orang lain sertalingkungan sebagaimana adanya
dan selalu berusaha berbuat yang terbaik dalam hidup merupakan hasil pendidikan
yang berlangsung tanpa batas.
Dalam mengembangkan hard skill seorang peserta didik (mahasiswa) sering
diadakan perlombaan-perlombaan. Selain itu, tidak jarang pendidik memberikan
hadiah sebagai penghargaan kepada anak didiknya yang memiliki prestasi baik.
Bahkan pertandingan antar mahasiswa dalam satu negara atapun antar negera
sering dibuat sesuai dengan bidang ilmu yang dimiliki seseorang. Hal ini
semata-mata bertujuan untuk mengembangkan hard skill.
Selain hard skill, seserorang tidak terlepas dari soft skill, karena seseorang tidak terlepas dari dirinya sendiri dan orang
lain. Maksudanya adalah seseorang punya akal, hati nurani yang harus
dikembangkan untuk mampu mengatur dirinya sendiri dan untuk berinteraksi dengan
orang lain
Umumnya kelemahan dibidang soft skill berupa karakter yang melekat pada diri
seseorang. Butuh usaha keras untuk mengubahnya. Namun demikian soft skill bukan sesuatu yang stagnan. Kemampuan ini bisa
diasah dan ditingkatkan seiring dengan pengalaman kerja. Ada banyak cara meningkatkan soft skill.
Salah satunya melaluilearning by doing. Selain itu soft skill juga bisa diasah dan ditingkatkan dengan cara
mengikuti pelatihan-pelatihan maupun seminar-seminar manajemen. Meskipun, satu
cara ampuh untuk meningkatkan soft skill adalah dengan berinteraksi dan melakukan
aktivitas dengan orang lain. Mengikuti organisasi adalah salah satu cara untuk
berinteraksi dengan orang lain.
Dalam rangka mengembangkan atribut soft skill peserta didik di perguruan tinggi, diperlukan
evaluasi diri dari setiap mahasiswa tentang kekuatan mana yang dimiliki saat
ini, sekaligus kelemahannya. Para mahasiswa diberi lembar kuesioner yang berisi
atribut soft skill. Lalu mengisinya dengan memberi tanda mana yang
sudah merasa cukup mereka miliki dan mana yang masih perlu dikembangkan.
Atribut yang paling banyak muncul di daftar sehingga terlihat atribut mana yang
memiliki modus tertinggi untuk dikembangkan. Lalu program studi di mana
mahasiswa itu berada meninjau visi program studinya, dan berupaya untuk
memadukan antara harapan mahasiswa, harapan lembaga dan sumberdaya yang
dimiliki. Dengan demikian akan terpilih beberapa atribut yang perlu dan penting
dikembangkan untuk para mahasiswanya.
Pengembangan soft
skill di perguruan tinggi juga dapat dilakukan
melalui kegiatan proses pembelajaran dan juga kegiatan kemahasiswaan dalam
kegiatan ekstra kurikuler atau ko-kurikuler. Hal yang terpenting, softskills ini bukan bahan hafalan melainkan
dipraktekkan oleh individu yang belajar atau yang ingin mengembangkannya. Pada
saat mahasiswa ingin mengembangkan minat dan bakatnya di dalam bidang olah raga
umpamanya, acapkali pembimbing kegiatan olah raga senantiasa berpusat pada
teknik bagaimana memenangkan pertandingan yang akan dilakukan oleh mahasiswanya.
Menurut Syawal untuk tahun akademik 2009/2010
telah ditetapkan kebijkan untuk mengimplementasikan soft skill dalam proses pembelajaran di setiap
masing-masing prodi/jurusan dari setiap fakultas di lingkungan . Dalam hal ini
jelas bahwa, selain mengembangkan hard skill untuk mahasiswa juga
dikembangkan soft skill dengan mengimplementasikan soft skill tersebut dalam proses pembelajaran. Syawal juga
menambahkan bahwa proses pengintegrasian soft skill,
menetapkan langkah dalam situasti pembelajaran yang:
1. bergeser dari teaching learning center (CTL) menuju student learning center (SCL), suatu paradigma baru dalam tatap muka.
2. integrasi dan problem based learning
3. tugas berbasis masalah dan aneka sumber
4. independent learner
5. penilaian bergeser dari PAP menuju PAN
G. BAGAIMANAKAH SEHARUSNYA MAHASISWA YANG
AKAN DATANG?
Mahasiswa sebagai calon intelektual seharusnya
bersikap sebagai seorang calon intelektual yang harus terus melatih hard skill dan soft skillnya untuk menunjang kehidapan yang lebih baik
dengan terus belajar untuk mengembangkan intelligence quotient (IQ), emotional quotient (EQ) dan spiritual quotient (SQ)nya. Dengan istilah life long education (pendidikan seumur hidup) tidak selayaknya lagi
ada mahasiswa yang hanya ingin memperoleh gelar dan izajah saja. Gelar dan
izajah seharusnya hanya sebagai penghargaan/pengakuan atas penguasaan ilmu
pengetahuan dan teknologi serta keahliannya.
Mahasiswa seharusnya memiliki tujuan yang
sama yaitu menjadi mahasiswa yang berguna bagi masyarakat, bangsa dan negara.
Jika mahasiswa telah memiliki penguasaan ilmu pengetahuan, memiliki
keterampilan dan memilikisoft skill yang baik maka tidak akan terdapat lagi
mahasiswa yang hanya sekedar mendapatkan gelar dan ijazah saja. Penerapan ilmu
pengetahaun dan keterampilan yang diperolehnya akan lebih baik. Maka dengan
sendirinya kehidupan masyarakat, berbangsa dan bernegara akan lebih baik.
Mahasiswa
yang mempunyai soft skill yang
baik tidak akan menyianyikan waktunya, menghabiskan hidupnya dengan
bersenang-senang, mabuk-mabukan, kawin di luar nikah. Akankah lebih baik jika mahasiswa seperti yang
disebutkan diatas mengikuti salah satu organisasi baik organisasi di
maupun organisasi yang ada di masyarakat sehingga mahasiswa ini akan
menjadi contoh dimasyarakat bahwa selain memiliki kemampuan juga bermoral,
sopan santun, peduli dengan masyarakat disekitarnya dan peduli dengan
lingkungan. Dengan demikian maka masyarakat akan dengan senang hati menerima
keberadaan mahasiswa di lingkungannya.
Lulusan mahasiswa juga seharunya sesuai
dengan yang diharapkan perusahaan. Dengan demikian ada keuntungan antara dunia
kerja dengan . Dunia kerja akan merasa puas dengan lulusan yang memiliki hard skill dansoft skill yang baik. Nama baik akan semakin
meningkat dan akan menjadi perguruan tinggi yang memimiliki nilai lebih
dari perguruan tinggi lainnya. Selain itu, maka akan terjalin kerjasama yang
baik antara dengan dunia kerja.
Banyak mahasiswa yang pintar sesuai dengan
bidangnya tetapi nilai dari soft skillnya rendah. Bagaimanakan mahasiswa ini nantinya
setelah bekerja? Pejabat-pejabat di negara indonesia ini adalah gambaran
mahasiswa lama sebagai contoh orang-orang yang pintar tetapi banyak diantaranya
tidak memiliki moral, tidak memiliki rasa peduli terhadap sesama atau
lingkungannya. Mereka hanya mementingkan dirinya sendiri. Darimanakah dimulai
untuk memberantas hal yang demikian? Bukankan mahasiswa-mahasiswa yang akan
menggantikan pejabat-pejabat itu nantinya? Intinya adalah mahsiswa
sebagai salah satu mahasiswa dari perguruan tinggi negeri harus
mempersiapkan diri demi kelangsungan berbangsa dan bernegara yang lebih baik.
H. PENUTUP
Upaya pemerintah untuk mengembangkan hard skill dan soft skill dalam dunia pendidikan
sangatlah baik dan harus didukung. Selain pemerintah, perguruan tinggi seperti
juga menjalankan proses penerapan kurikulumnya dan berupaya keras
memberikan yang terbaik bagi mahasiswanya. Sagatlah disayangkan jika hal ini
disia-siakan.
Mahasiswa adalah mahasiswa yang mayoritas
keahliannya di bidang pendidikan/keguruan. Dengan kata lain lulusan mahasiswa
akan berprofesi sebagai guru/tenaga pendidik. Tenaga pendidik seharusnya
mengerti arti dari pendidik sehingga sangat berpengaruh untuk kehidupan
berbangsa dan bernegara yang lebih baik dengan memiliki kemampun untuk
menguasai ilmu pengetahuan, teknologi dan keterampilan serta bermoral dan
beretika.
Dengan demikian, sudah seharusnya mahasiswa
menyadari betapa pentingnya hard skill dan soft skill untuk kehidupan yang lebih baik. Jika ini
disadari oleh setiap mahasiswa maka lulusan akan lebih baik, dengan
sendirinya mahasiswa akan mejadi mahasiswa yang unggul dan berkarakter.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar